Content: / /

Budaya Mudik dan Identitas Lumajang

Citizen Jurnalism

15 Juli 2015
Budaya Mudik dan Identitas Lumajang

Lebaran 1436 Hijriyah sebentar lagi, kami redaksi lumajangsatu.com mengucapkan selamat hari raya idul fitri kepada pembaca setia kami baik yang ada di kota pisang tercinta dan diluar kota. Kini, bagi warga Lumajang yang berada di perantauan, lebaran adalah perayaan hari besar umat islam yang paling ditunggu untuk bersama keluarga. 

Bagi warga lumajang yang jadi perantau atau berkeluarha di luar kota, mudik adalah sesuatu yang paling dinanti dan ditunggu setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa. Mudik sebuah budaya turun temurun bagi umat muslim di Indonesia.

Mudik sudah menjadi rutinitas bagi para perantau atau orang Lumajang yang tinggal dikota lain. Meninggalkan kota kelahiran bukan sesuatu yang diinginkan dan diidamkan. Namun, sebuah perjuangan melanjutkan kehidupan sebagai manusia adalah fitrah.

Dilansir dari wikipedia.org, Mudik adalah kegiatan perantau/ pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Kata mudik berasal dari sandi kata bahasa Jawa ngoko yaitu mulih dilik yang berarti pulang sebentar. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. 

Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Transportasi yang digunakan antara lain : pesawat terbang, kereta api, kapal laut, bus, dan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor, bahkan truk dapat digunakan untuk mudik. Tradisi mudik muncul pada beberapa negara berkembang dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia dan Bangladesh.

Seorang budayawan yang kritis menilai sebuah mudik adalah langkah pengakuan identitas manusia yang ditempatnya merantau atau tinggal belum dimiliki. Bila seseorang mudik, maka identitas sebagai manusia sukses, besar dan berjasa akan dirasakan.

Rendevous kehidupan bisa dirasakan, manusia yang mudik akan kembali pada identitasnya di tempat tujuan/ kelahiran. Manusia bisa kembali pada masa sebelumnya, manusia bisa berkumpul bersama keluarga, tetangga dan teman masa sekolahnya.

Mudik boleh dikatakan ada baik dan buruknya, tapi mudik telah menjadi identitas kita sebagai muslim. Data di Kepolisian Resor Lumajang, bahwa kota tercinta ini menjadi tujuan mudik ribuan manusia yang pernah dilahirkan, dibesarkan dan memiliki pengalaman selama hidup di Kota kaki Gunung Semeru.

Lumajangsatu.com yang kini berusia dua tahun menjelang tiga tahun, hadir ditengah kita semua sebagai alat komunikasi untuk mengetahui perkembangan kota baik dalam pembangunan dan perubahan soal masyarakatnya. Lumajangsatu.com, terus melewati masa mudik yang tak lepas dari perjalanan kehidupan. 

Bagi pembaca setia lumajangsatu.com yang berkomunikasi lewat teknologi dan tatap muka, berharap Lumajang terus maju dan berkembang. Sehingga, Lumajang dikenal oleh kabupaten dan kota lainya. Seiring waktu, Lumajang terus menuju identitas dan mudik ke masa lalu yang memiliki kebesaran di masa kepemimpinan Arya Wiraraja dan Adipatih Nambi.

Kami redaksi lumajangsatu.com, mengucapkan selama datang para saudara, sahabat, kawan dan mitra kerja yang memberikan kepercayaan dalam menyampaikan informasi Lumajang sekitarnya. Minal Aidin walfaidzin Mohon Maaf Lahir dan Batin.(ls/red)

Facebook

Twitter

Redaksi